iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, DILI, KEAMANAN, PERTAHANAN, SOSIAL INKLUSIF

Amerika Serikat dan PNTL luncurkan program HMA di Timor-Leste  

Amerika Serikat dan PNTL luncurkan program HMA di Timor-Leste   

Kuasa Usaha Amerika Serikat (AS) di Timor-Leste, Tom Daley. Foto TATOLI/Francisco Sony

DILI, 03 Mei 2022 (TATOLI) – Kuasa Usaha Amerika Serikat (AS) di Timor-Leste, Tom Daley, bersama Polisi Nasional Timor-Leste (PNTL), selasa ini, meluncurkan Program Aksi Ranjau Kemanusiaan (HMA-Humanitarian Mine Action) pertama di Timor-Leste (TL).

Program HMA didirikan untuk memfasilitasi anggota PNTL dengan pelatihan khusus tentang pembersihan ranjau, pendidikan risiko ranjau, dan manajemen pekerjaan ranjau.

“Saya senang bergabung dengan PNTL untuk membuka Program HMA  yang pertama di TL. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah TL dan Kepolisian TL atas dukungan mereka terhadap pembentukan program ini dan kerjasama keamanan yang terus berkembang,” kata Daley di Kompleks Unit Polisi Khusus (UEP), di Dili, selasa ini.

Dia mengatakan Pelatihan Program HMA merupakan komitmen penting dari dukungan AS terhadap upaya PNTL untuk meningkatkan keselamatan rakyat TL.

“Melalui program ini, anggota  Marinir AS dan PNTL akan berlatih bersama untuk mengembangkan keterampilan penting dalam pengenalan lintasan, lokasi, penilaian, dan manajemen aman dari persenjataan yang tidak meledak,” katanya.

Daley mengatakan prakarsa ini akan lebih membangun kemampuan PNTL, memperdalam kemitraan AS-Timor-Leste, dan juga peluang ekonomi baru bagi rakyat TL.

“Peluang ekonomi baru itu sangat penting untuk sektor pertanian karena lahan yang sebelumnya tidak dapat digunakan sekarang aman untuk menggunakannya,” ungkapnya.

Dikatakan, program pelatihan ini mewakili komitmen  AS untuk memperkuat kemitraan jangka panjang  dengan TL, yang berakar pada nilai-nilai demokrasi bersama dalam menghormati supremasi hukum dan hak asasi manusia.

Sementara itu, Komandan UEP, Inspektur, Orlando Gomes mengatakan pelatihan dua minggu ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perwira UEP untuk melacak ranjau darat, dan sisa-sisa bahan peledak yang disembunyikan selama Perang Dunia II dan pada saat pendudukan Indonesia.

“Kita perlu menemukan persenjataan yang tidak terdeteksi karena dapat menimbulkan ancaman besar bagi komunitas kita,” katanya.

Dia meminta enam perwira polisi yang terpilih untuk menggunakan kesempatan dengan bijak untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru selama pelatihan dua minggu.

Dia juga berterima kasih kepada AS atas semua dukungan dalam meningkatkan kerja PNTL untuk memastikan keamanan komunitas di negara ini.

Reporter :  Filomeno Martins

Editor: Nelia Borges Rosario (penerjemah : Armandina Moniz)

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!