DILI, 25 april 2022 (TATOLI)— Permakultura Timor-Leste (PERMATIL) bekerjasama dengan masyarakat di desa Dare, kotamadya Dili melakukan konservasi air secara tradisional untuk mencegah ibu kota Dili dari bencana alam seperti banjir, longsor serta kekeringan.
Diretor Eksekutif PERMATIL, Ego Lemos mengatakan, sejak tahun 2019 hingga sekarang pihaknya bersama dengan masyarakat Dare telah merehabilitasi dan membuat bendungan tradisional berjumlah 70 yang menampung banyak mata air baru.
Ia menyadari air adalah masalah umum yang harus diperhatikan tidak hanya secara infrastuktur tetapi bagaimana menjaga kekayaan air itu sendiri melalui sistem konservasi yang baik agar tidak menimbulkan kekeringan dan lainnya.

“Untuk itu PERMATIL mengambil inisiatif bersama dengan otoritas lokal dan masyarakat setempat untuk melakukan konservasi air agar mencegah kekeringan, banjir dan tanah longsor akibat tidak adanya bendungan atau sistem konservasi air,” ungkap Ego Lemos secara esklusif pada Tatoli di Kampung Fatsuka Dare.
PERMATIL melihat bahwa konservasi air ini akan memberikan dampak nyata kepada masyarakat Dili yang terus mendapatkan dampak pada musim hujan dengan banjir dan tanah longsor serta musim kemarau dengan kekeringan.
Sistem konservasi air ini sendiri juga sebagai cara untuk memulihkan kembali ekologi alam yang dulunya kering dan tidak dipenuhi oleh hewan liar.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum, Abel Pires dalam kunjungannya mengapresiasi gagasan tersebut karena telah mendukung Pemerintah dalam proses pencegahan bencana alam pada jangka panjang.
“Setiap tahun kita membuang dana untuk memulihkan Dili pasca bencana dan ini karena volume air dari gunung yang begitu banyak dan tidak adanya konservasi sehingga akibatnya merusak bangunan, jembatan serta jalan. Jadi, kita berpikir bahwa ini harus dicegah,” katanya.
Pejabat itu mengatakan bahwa dirinya berjanji untuk mendukung PERMATIL dengan peralatan besar untuk membuat lebih banyak bendungan di gunung-gunung sekitar kota Dili.
Dikatakan, tahun ini Pemerintah akan berfokus pada kota Dili dan pada tahun depan akan dilakukan proses konservasi yang sama di berbagai kotamadya khususnya yang memiliki resiko tinggi akan bencana banjir dan tanah longsor.
“Kita lihat sendiri mereka menggali bendungan secara manual dan tentunya kita akan siap untuk membantu. Tahun ini di Dili dan tahun depan akan berfokus pada tempat lain seperti Loes, Dilor dan lainnya,” ucapnya.
Sejak 2008 sampai sekarang, PERMATIL telah berhasil merehabilitasi dan memunculkan mata air baru lebih dari 300 dari 200 desa di wilayah TL melalui sistem konservasi air secara tadisional.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz