DILI, 14 april 2022 (TATOLI)— World Food Program (WFP) terus mendukung Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri dan Kementerian Pertanian dan Perikanan untuk menyeruhkan aksi fortifikasi pangan di Timor-Leste (TL).
Dalam surat siaran pers dari WFP yang diakes Tatoli dijelaskan, TL adalah Negara Kepulauan Kecil, dan ketahanan sistem pangannya terus diuji sejak dua tahun terakhir, dengan pandemi COVID-19 pada tahun 2020, banjir bersejarah pada April 2021 dan sekarang peningkatan bahan bakar dan makanan harga karena krisis Ukraina global yang sedang berlangsung.
Penilaian Dampak Sosial Ekonomi COVID-19 di Timor-Leste (SEIA-2) 2021 menunjukkan bahwa 41% rumah tangga terkena kerawanan pangan sedang dan berat dalam 30 hari sebelum penilaian.
Mengurangi pengeluaran untuk makanan dan mengurangi konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, adalah strategi-strategi yang umum dilakukan, yang memperburuk tingkat kekurangan gizi yang sudah tinggi di antara perempuan dan anak-anak di negara ini.
Survei Pangan dan Gizi Timor-Leste yang dilakukan pada tahun 2020, sebelum serangkaian guncangan sistem pangan, menunjukkan prevalensi tingkat stunting yang sangat tinggi di antara anak-anak, 47,1% yaitu, setiap anak kedua mengalami stunting, dan di antara perempuan (15-49 tahun).
“Serangkaian krisis dan kerawanan pangan yang diakibatkannya memerlukan seruan tindakan mendesak dari Pemerintah Timor-Leste dan semua pemangku kepentingan terkait untuk mengatasi kebutuhan nutrisi penduduk terutama perempuan dan anak-anak,” ungkap surat tersebut.
Fluktuasi harga pangan karena gangguan intermiten dalam rantai pasokan makanan telah menantang keterjangkauan makanan yang beragam. Dengan ini, strategi fortifikasi makanan pokok, yang memberikan mikronutrien melalui makanan pokok yang biasa dikonsumsi, menjadi lebih menonjol, untuk mengatasi kebutuhan penduduk yang saat ini tidak terpenuhi.
Beras, sebagai makanan pokok utama dari diet orang Timor dengan konsumsi rata-rata individu yang tinggi yaitu 315 g, memiliki potensi tinggi sebagai sarana yang menjanjikan untuk fortifikasi, dan fortifikasi beras dan bumbu makanan lainnya seperti garam dan minyak goreng, menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz