DILI, 07 april 2022 (TATOLI) – Menteri Kabinet Dewan Menteri, Fidélis Magalhães, mengangap organisasi g7+ sebagai politik luar negeri Timor-Leste (TL) dan merupakan instrumen fundamental politik internasional yang terlibat aktif dalam multilateralisme dalam pemajuan demokrasi dan pembangunan negara pada tingkat global.
Melalui surat siaran pers yang diakses Tatoli menyebutkan, Menteri Fidelis Magalhaes dan delegasi, melakukan kunjungan kehormatan ke markas besar g7+ European Hub di Lisbon, Portugal pada 05 April 2022.
Pejabat itu berbicara, setelah melakukan kunjungan kehormatan ke markas besar organisasi antar pemerintah negara-negara yang terkena dampak konflik (g7+) di Lisbon, Portugal.
Berita terkait : Dukung dana $1juta, MNEK dan g7+ lakukan penandatanganan MoU
“g7+ merupakan instrumen penting bagi politik luar negeri Timor-Leste yang secara aktif terlibat dalam multilateralisme, mempromosikan demokrasi dan pembangunan negara di tingkat global,” ucap Menteri Fidelis dalam intervensinya.
Sementara itu, Dr. Helder Da Costa selaku Sekretaris Jenderal g7+ dalam sambutannya mengapresiasi kesediaan Menteri Fidelis Magalhaes untuk menerima undangan g7+ dengan mengunjungi Lisbon Hub.
Berita terkait : PBB akui Piagam g7+ sebagai organisasi antar pemerintah
Dilain pihak, Ketua g7+, Francis Mustapha Kai-Kai, dalam pesan video, di kota Freetown, Sierra Leone, menyambut baik kedatangan Menteri Fidélis Magalhães.
“Atas nama organisasi, kami menyampaikan apresiasi atas hubungan politik, komitmen dan kepemimpinan Pemerintah Timor-Leste atas persetujuan dukungan keuangan kepada g7+ dan pembaruan perjanjian untuk lima tahun ke depan”, ujarnya.
g7+, yang berbasis di Lisbon, Portugal, adalah organisasi internasional dan antar pemerintah yang bertujuan untuk mempromosikan bantuan timbal balik di beberapa negara yang paling rentan.
Organisasi ini di dirikan pada tahun 2010 oleh tujuh negara. Saat ini terdiri dari 20 negara di Afrika, Asia-Pasifik, Karibia dan Timur Tengah.
Ke-20 negara tersebut adalah, Afghanistan, Burundi, Chad, Komoro, Pantai Gading, Guinea, Guinea-Bissau, Haiti, Yaman, Kepulauan Solomon, Liberia, Papua Nugini, Tengah Republik Afrika, Republik Demokratik Kongo, São Tome dan Príncipe, Sierra Leone, Somalia, Sudan Selatan, Timor-Leste dan Togo.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz