DILI, 10 maret 2022 (TATOLI)— Timor-Leste (TL) melalui Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP) menerima dukungan peluncuran proyek Peningkatan Rantai Nilai Pertanian untuk tiga desa dari Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel) melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Proyek tersebut didanai Pemerintah Korsel melalui KOICA senilai $6 juta. Proyek itu khusus diberikan kepada tiga desa di TL. Tiga desa tersebut adalah, Seloi Kraik di Aileu, Horai-ki’ik (Ainaro) dan Kamele-Horu di Liquiça. Proses implementatasi akan dimulai pada 2022 hingga 2025.
Project Management Committee (PMC) KOICA, Kim Jangsaeng dalam pidatonya mengungkapkan rasa syukurnya bisa berkolaborasi dengan orang-orang yang luar biasa di TL dan menilai proyek ini sebagai penyatuan kebijaksanaan, pengalaman dan antusiasme dua negara.
“Kami ingin bekerja sama dengan pengusaha pemula dan juga organisasi pengolahan makanan. Lebih banyak nilai akan ditambahkan ke produk kami dan pasar baru akan tercipta. Kegiatan-kegiatan ini, diharapkan dapat menjamin pembangunan masyarakat yang berkelanjutan,” ungkap Professor Kim dalam acara peluncuran di Kementerian Keuangan, kamis ini.
KOICA menyarankan tiga strategi yaitu, meningkatkan produksi, organisasi, dan pemasaran. “Pertama, kita akan mengembangkan irigasi pertanian dan jalan. Sumber air yang dikembangkan akan memungkinkan petani untuk meningkatkan produktivitas dan aksesibilitas pasar akan dijamin dengan pembangunan jalan,” katanya.
Dikatakan, tenaga ahli Korea akan membawa masing-masing kapasitas penyuluh, pemimpin koperasi dan petani. Kelompok tani akan dilengkapi dengan mesin dan bahan pertanian dan pengolahan serta koperasi akan dibentuk. Proyek ini nantinya akan memfasilitasi 420 petani di Seloi Kraik, 6,300 petani di Horai-ki’ik dan 450 petani di Kamele-Horu.
Sementara itu, Menteri MAP, Pedro dos Reis berterima kasih kepada Pemerintah Korsel atas bantuan dana $6 juta yang diberikan kepada tiga. Proyek ini sebagai kesempatan emas dan harus memberikan kontribusi agar menjamin hasil yang baik setelah proyek tersebut selesai.
“Kita banyak memproduksi hortikultur. Tetapi, banyak juga yang sia-sia. Ini adalah kesempatan emas. Jadi, diharapkan otoritas lokal bisa bekerjasama,” ungkap Menteri Pedro.
Dilain pihak, Direktur MAP, Maria Odete do Céu Guterres mengatakan, proyek ini adalah hasil kerjasama yang sudah diupayakan sejak tahun 2019 serta melalui nota kesepahaman yang sudah ditandatangani sejak 2022.
Dijelaskan, KOICA ingin mendiversifikasi saluran distribusi. Pusat koleksi akan menjadi platform bagi produsen dan perantara dan juga jalur perdagangan langsung antara produsen dan pelanggan akan diamankan melalui pasar petani di Dili, mengingat besarnya pasar di Timor-Leste. Perlu berpikir untuk memperluas pasar ke luar negeri, hotel dan restoran jelas merupakan pelanggan utama.
Ditempat yang sama, Duta Besar Korea Selatan di TL, Kim Jeong mengungkapkan, proyek baru ini akan berkontribusi secara langsung kepada petani dan pemerintah Korsel yang memiliki keinginan untuk bekerjasama dengan TL di sektor pertanian dan pengembangan ekonomi.
Begitupun, Kepala Desa Seloi Kraik dari kotamadya Aileu, Gabriel Mendonça berterima kasih kepada pemerintah Korsel dan KOICA yang telah memiliih Seloi Kraik menjadi penerima manfaat bagi proyek ini dan diharapkan bisa diimplementasikan dalam bulan maret hingga april tahun ini.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz