DILI, 07 maret 2022 (TATOLI) – Ketua Badan Komisi Pengawas Pemilihan Umum-BA WASLU (CNE-Comição Naçional das Eleições), José Agostinho Belo mendesak semua Calon Presiden (Capres) untuk menghormati penandatanganan Pakta Persatuan Nasional.
“Kami dengan hormat meminta kepada seluruh Capres yang telah menandatangani Pakta Persatuan Nasional pada 28 februari, dimana melarang untuk saling menghina saat berkampanye. Jika tidak dilaksanakan, reputasi para Capres akan tercemar di mata publik, baik nasional maupun internasional,” kata Ketua CNE, José kepada wartawan di Media Centre CNE, Colmera, Dili, senin ini.
Dia menjelaskan, pihaknya akan terus berargumentasi dengan seluruh Capres agar tidak saling menghina dalam proses kampanye di depan pendukungnya. Karena dapat menimbulkan masalah antara pendukung A dan B.
Berita terkait : Pilpres 2022 : CNE lakukan penandatanganan Pakta Pemilu Pasifik dengan 16 Capres
“Sebaiknya masing-masing Capres hanya menjelaskan program apa yang akan dilakukan kepada pemilih. Itu dilakukan agar para pemilih dapat menggunakan pemikiran secara rasional untuk memilih para Capres berdasarkan keinginan mereka,” kata Ketua CNE.
Dikatakan, untuk menjadi Presiden Republik harus mencintai semua orang, menghindari penggunaan bahasa yang kasar, saling menghormati dengan Capres lainnya untuk menghindari penghinaan dan utamakan perdamaian. Karena itu, setiap Capres harus mengimbau pendukungnya untuk menghindari kekerasan.
Dia juga meminta, para Capres yang membatalkan kampanye di tempat-tempat yang disetujui CNE, agar diinformasikan kepada pihak CNE untuk menjadwal ulang agar tidak terjadi benturan antara Capres A dan B. CNE juga dapat melakukan penyesuaian penyelenggaraan. Karena, tim pemantau internasional, pemantau nasional dan Polisi Nasional Timor-Leste (PNTL) dapat bisa mengawasi setiap proses kampanye dengan baik.
CNE juga mengimbau para Capres untuk berkampanye sesuai dengan jadwal CNE, dan berdasarkan kesepakatan para Capres dan tim sukses mereka untuk menghindari bentrokan dan kekerasan seperti yang terjadi di kotamadya Baucau.
Reporter : Camilio de Sousa
Editor : Rafy Belo (penerjemah : Armandina Moniz)