iklan

POLITIK, INTERNASIONAL, SOSIAL INKLUSIF

g7+ Kutuk invasi Rusia ke Ukraina

g7+ Kutuk invasi Rusia ke Ukraina

Tokoh Terkemuka g7+ (Eminent Person of g7+), Kay Xanana Gusmão. Foto TATOLI/Egas Cristóvão

DILI, 01 maret 2022 (TATOLI)— Organisasi internasional g7+ mengutuk  invasi perang yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Karena, invasi tersebut mengingatkan g7+ pada invasi Afghanistan pada 2001 dan Irak pada   2003.

Melalui siaran pers dari organisasi g7+ yang diakses Tatoli, senin ini menyebutkan,  Tokoh Terkemuka g7+ (Eminent Person of g7+),  Kay Xanana Gusmão dalam pernyataannya  menegaskan, negara-negara rapuh, dalam konflik dan pasca konflik, di bawah g7+, menyesali apa yang terjadi di Ukraina.

Berita terkait : Timor-Leste prihatin atas situasi yang terjadi di Ukraina

“Kami telah mengikuti perkembangan peristiwa tragis tersebut. Jadi, g7+ mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Karena, invasi ini mengingatkan kita pada invasi Afghanistan pada tahun 2001 dan Irak pada tahun 2003,” ungkap Xanana Gusmão dalam siaran pers yang dikeluarkan pada 28 februari 2022.

g7+ telah menyaksikan negara barat menjual senjata ke negara-negara berkembang yang mengakibatkan pembunuhan anak-anak tak berdosa di seperti Yaman. g7+ selalu menyatakan bahwa jutaan pengungsi di Eropa adalah hasil dari konflik yang dipromosikan oleh negara barat di negara-negara berkembang.

Berita terkait : Konflik Rusia dan Ukraina memanas, Paus Fransiskus minta dunia doakan perdamaian

Setelah mencapai status Pengamat Permanen di PBB, g7+ mendukung seruan dari Sekretaris Jenderal PBB untuk segera melakukan gencatan senjata di Ukraina.

“Bagi kami 20 negara rapuh, terkena dampak konflik dan pasca konflik dari g7+. Kami menyaksikan dengan sedih tetapi juga dengan harapan para Pemimpin Dunia dapat mengambil pelajaran ini untuk mengubah kebijakan mereka terkait dengan negara berkembang,” jelasnya.

g7+ menyerukan dialog terbuka dan konstruktif untuk mengakhiri penderitaan rakyat Ukraina. Para Pemimpin Dunia harus mengesampingkan kepentingan strategis dan hegemonik mereka dan memberikan kesempatan perdamaian dan meningkatkan kepentingan orang-orang yang menderita.

Berita terkait : Antonio Guterres: Tindakan Rusia terhadap Ukraina lawan piagam PBB

“g7+ ingin menjadi suara bagi orang-orang yang tidak bersuara. Untuk itulah kami membuat pernyataan ini, dengan keyakinan penuh bahwa suara kita akan didengar,” kata Tokoh Terkemuka g7+, Kay Rala Xanana Gusmão.

Harus diingat bahwa g7+, dengan kantor pusatnya di Eropa di Lisbon, Portugal, adalah organisasi internasional dan antar pemerintah yang berupaya mempromosikan bantuan timbal balik dari beberapa negara paling rentan di dunia.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!