iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL

ADB serukan pembiayaan inovatif untuk Peningkatan Kesehatan Laut

ADB serukan pembiayaan inovatif untuk Peningkatan Kesehatan Laut

Foto google

DILI, 28 januari 2022 (TATOLI)— Bank Pembangunan Asia (ADB-Asian Development Bank) meluncurkan publikasi yang menyerukan aliran keuangan pada peningkatan kesehatan laut dan proyek terkait di Asia dan Pasifik untuk memerangi ancaman yang berkembang dari polusi yang tidak terkendali ke sungai, danau, dan laut karena pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Publikasi, Financing the Ocean Back to Health in Southeast Asia: Approaches for Mainstreaming Blue Finance, diluncurkan di ADB Healthy Oceans Tech and Finance Forum, yang berlangsung pada 26–28 januari 2022.

Dalam laporan itu,  menyoroti perlunya negara-negara untuk menggunakan model keuangan inovatif yang dapat memadukan pembiayaan dari sektor publik dan swasta untuk mempercepat dan meningkatkan proyek “biru” dengan cepat seperti perlindungan pantai, perikanan berkelanjutan, dan plastik dalam pengolahan air limbah.

Dikembangkan oleh Green Catalytic Finance Facility (ACGF) ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yang dikelola ADB, publikasi ini mengakui manfaat lingkungan dan ekonomi dari laut yang sehat bagi ekonomi Asia Tenggara serta mata pencaharian yang berkelanjutan dari populasi pesisir yang besar di sub-kawasan tersebut.

Tujuan lain dari laporan ini mengidentifikasi tantangan yang terkait dengan proyek-proyek terkait biru, seperti model pendapatan yang tidak memadai yang membatasi aliran modal swasta ke sektor ini.

Publikasi ini menyajikan model-model yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk menghadapi tantangan tersebut, termasuk struktur penjaminan, sarana pembiayaan gabungan, dan obligasi inovatif.

Wakil Ketua ADB untuk Asia Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik, Ahmed M. Saeed mengatakan kesehatan laut tidak hanya penting untuk pertumbuhan ekonomi langsung bagi banyak industri yang memanfaatkan badan air di kawasan Asia dan Pasifik.

Tetapi, katanya, karena lautan menyerap hampir sepertiga emisi gas rumah kaca global dan karena itu sangat penting dalam memerangi krisis perubahan iklim di planet ini.

“Keuangan harus mengalir dari sektor swasta ke prioritas penting ini, dan untuk itu pemerintah harus menggunakan dana mereka secara inovatif,” kata Ahmed yang meluncurkan publikasi tersebut.

Publikasi ini juga menguraikan perlunya prakarsa regional untuk meningkatkan kapasitas, pengetahuan, dan jalur pipa proyek dalam kesehatan laut. ADB telah memulai peluncuran Pusat Keuangan Blue SEA (Asia Tenggara), untuk mendukung upaya ini. Pusat tersebut berlokasi di kantor ADB di Jakarta, Indonesia, dan didukung oleh ACGF.

Country Director ADB untuk Thailand dan Kepala Unit ACGF, Anouj Mehta juga menjelaskan pusat biru adalah upaya yang sangat dibutuhkan yang akan membawa kerangka kerja biru dan peta jalan untuk pengembangan kapasitas dan kebijakan kepada anggota kawasan, termasuk melalui kemitraan yang telah kami jalin dengan UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa).

“Selanjutnya, kami telah mengalokasikan dana bantuan teknis untuk mendukung pengembangan proyek melalui pusat,” ungkapnya.

ACGF adalah fasilitas di bawah ASEAN Infrastructure Fund yang dimiliki ADB dan negara-negara ASEAN. ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang sejahtera, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sambil mempertahankan upayanya untuk memberantas kemiskinan ekstrim.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!