DILI, 27 Januari 2022 (TATOLI)— Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), setiap tahun mendeteksi 30 lebih kasus kusta baru.
Demikian hal tersebut diutarakan, Dokter Dermatovenereologist di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), Dulce Madalena C. Alberto kepada TATOLI, di HNGV, Bidau Dili, rabu ini.
Dia menjelaskan, kusta bukan wabah virus yang cepat menyebar. “Jadi, kasus kusta yang terdaftar di HNGV, setiap bulan hanya satu atau tidak ada sama sekali. Tetapi, setiap pasien kusta tetap masih melakukan pengobatan di HNGV,” tuturnya.
Berita terkait : Peringati Hari Kusta Internasional, Kemenkes akan rayakan di Bobonaro
Disebutkan, pada 26 januari 2022 ini, ada empat pasien yang melakukan pengobatan. Dalam satu hari minimal satu hingga dua pasien penderita kusta selalu melakukan pengobatan di HNGV,” kata Dokter Dulce.
Dia mengakui, soal fasilitas untuk menanggani pasien penderita kusta di HNGV masih belum lengkap, seperti laboratorium untuk melakukan tes yang lebih mendalam pada penderita kusta.
“ Tetapi, untuk obat pada pasien, tergantung pada tipenya. Karena obat untuk penderita kusta ada dua tipe yaitu, Pausi Basiler (PB) dan Multi Basiler (MB). Jika, pasien dengan tipe PB maka akan mendapatkan pengobatan selama enam bulan. Tapi, jika dengan tipe MB akan melakukan pengobatan dan perawatan selama satu tahun,” katanya.
Berita terkait : MLTL targetkan putus rantai penularan kusta pada 2035
Dia mengatakan, pada februari hingga juni 2021, stok obat untuk penyakit lepra habis, sehingga menyebabkan 12 pasien kusta drop out. Sehingga, menyebabkan munculnya beberapa penyakit yang komplikasi dalam reaksi pasien penderita kusta,” jelasnya.
Dijelaskan, hal seperti ini sangat mengancam kesehatan pasien. Karena, setiap pasien harus meminum obat setiap hari sesuai dengan aturan. Tetapi, pada 2022 ini, persediaan obat sangat tercukupi untuk para penderita kusta.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz