DILI, 20 januari 2022 (TATOLI)—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kamis ini menyusun kembali rencana baru untuk meningkatkan angka vaksinasi di Timor-Leste (TL). Karena, hingga saat ini, angka vaksinasi 83,9% untuk dosis pertama dan vaksinasi penuh baru mencapai 70%.
Wakil Menteri Kesehatan, Bonifacio Maucoli dos Reis mengatakan, Kemenkes dan WHO melakukan diskusi lanjutan untuk berfokus pada mikro plan dan melihat kembali sumber daya, logistik dan mekanisme yang digunakan untuk membujuk masyarakat yang belum menerima vaksin dosis pertama dan kedua.
Berita terkait : Vaksinasi Covid-19 di Timor-Leste capai 50%
“Diskusi kita hari ini akan menghadirkan ide-ide baru untuk menguatkan peliputan pada vaksin. Karena, 30% dari penduduk belum menerima vaksin. Dengan adanya Omicron kita semakin memiliki resiko besar untuk itu semua upaya akan kita lakukan,” jelas Bonifacio kepada wartawan di Hotel Novo Turismo, Dili, kamis ini.
Dikatakan, selain itu harus juga menciptakan mekanisme baru agar bisa membujuk masyarakat yang ada di pelosok dan belum memiliki informasi mengenai vaksinasi. Karena, menurut data yang tersedia angka vaksinasi saat ini baru mencapai 83,9% untuk dosis pertama dan 70% untuk dosis kedua.
“Vaksin saat ini di semua kotamadya telah mencapai lebih dari 80% khususnya di Viqueque, Covalima, dan Dili, hanya Ermera yang paling rendah dan baru mencapai sekitar 70%. Kita harap bisa mencapai angka yang ditentukan,” ungkapnya.
Berita terkait : WHO minta tingkatkan cakupan vaksinasi untuk populasi lansia
Ia pun meminta Otoritas Lokal sebagai penanggung jawab untuk bisa memobilisasi masyarakat dan membantu tenaga kesehatan untuk berkampanye di daerah pelosok. Agar Kemenkes bisa meningkatkan angka vaksinasi di TL.
Sementara itu, Perwakilan WHO di TL, Arvind Mathur menegaskan meskipun Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta, tetapi Omicron tetap merupakan virus yang berbahaya, terutama bagi mereka yang tidak divaksinasi.
“Vaksin tampaknya masih sangat efektif dalam melindungi Anda dari penyakit serius, rawat inap, dan kematian. Karena itu, kita perlu mempercepat upaya untuk memvaksinasi semua populasi yang berisiko. Orang yang masih belum divaksinasi harus divaksinasi sesegera mungkin,” katanya.
Dikatakan, proses microplanning dan budgeting ini sangat penting untuk memahami keseluruhan kebutuhan di setiap kotamadya termasuk kebutuhan sumber daya manusia, Logistik, operasional dan pendanaan di setiap level Puskesmas.
WHO juga memobilisasi hampir $20 juta untuk merespons Covid-19 termasuk pendanaan substansial untuk kampanye vaksinasi Covid-19 di tingkat nasional dan sub-nasional.
“Ini termasuk tim saya yang sangat berdedikasi dan kompeten dari One International Technical Officer. Mereka terdiri dari lima staf nasional dan 13 konsultan internasional yang bekerja erat dengan tim tingkat Departemen Kesehatan dan kotamadya,” tuturnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz