DILI, 19 januari 2022 (TATOLI) –Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) lebih rentan terkena gizi buruk karena kurangnya asupan makanan bernutrisi. Karena, asupan makanan mereka menurun saat terkena DBD.
Koordinator Nutrisi di Pusat Kesehatan Masyarakat (SSK) Vera Cruz, Antonio da Cruz mengatakan DBD sangat berbahaya khususnya untuk anak-anak karena dapat menyebabkan gizi buruk.
“Gizi buruk itu tidak hanya datang dari makanan, tetapi juga dari penyakit yang mereka hadapi. Karena, asupan makanan mereka menurun dan ini yang memberi dampak pada nutrisi mereka,” ungkap Antonio di SSK Vera Cruz, rabu ini.
Berita terkait : Hadapi lonjakan DBD, SAMES beli 10.000 alat tes dengue dari Korsel
Demam berdarah dengue disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Terdapat empat jenis serotipe virus dengue, yaitu; DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Dikatakan, terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Berita terkait : Cegah DBD, PAM Dili minta masyarakat kontribusi jaga kebersihan
Ia mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan DBD yaitu status imunitas setiap individu, strain atau serotipe virus yang menginfeksi, usia pasien, latar belakang genetik pasien, dan infeksi sekunder dengue.
Dijelaskan, khusus pada keadaan gizi buruk, semua organ atau sistem dalam tubuh akan berkurang fungsinya, termasuk sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan terjadinya gangguan fungsi hati.
Antonio menegaskan, solusi untuk menangani pasien DBD agar tidak terkena gizi buruk adalah menjamin asupan gizi yang didapatkan selama melakukan perawatan. Vera Cruz sendiri telah menyiapkan obat F75 dan F100 agar menangani pasien DBD yang terkena gizi buruk.
Berita terkait : Cegah DBD, SAMES import Abate dan Malathion dari Australia
Ia pun meminta agar masyarakat khususnya keluarga pasien untuk dapat menjaga asupan makanan anak-anak dan menjamin lingkungan yang bersih demi menghindari nyamuk pembawa penyakit DBD.
Disebutkan, SSK Vera Cruz juga melaporkan bahwa sejak 5 hingga 19 januari 2022 telah menangani sekitar 300 pasien DBD, dimana 106 kasus aktif berjalan dan 209 dinyatakan sembuh dan kembali ke rumah.
Sementara itu, Direktur Layanan Kesehatan Kotamadya Dili (SSMD), Agostinha Seguradu mengatakan, untuk menangani pasien DBD di kotamadya Dili, pihaknya telah bekerjasama dengan para penyedia makanan untuk setiap rumah sakit di Dili agar menjamin makanan bernutrisi untuk anak-anak.
“Kita tidak hanya memberi perawatan pada pasien DBD. Tetapi, menjamin agar mereka memiliki pasokan nutrisi yang cukup agar tidak mengalami gizi buruk karena masa inkubasi DBD yang berjalan selama 14 hari. Untuk itu, selama 14, mereka akan kehilangan banyak cairan, komplikasi DBD ini harus kita cegah agar anak-anak tidak mengalami masalah nutrisi yang serius,” katanya.
Dijelaskan, SSMD juga mendapatkan bantuan dari bernagai mitra seperti Organisasi Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dan Palang Merah Timor Leste (CVTL- Cruz Vermelha de Timor-Leste) untuk menyediakan susu dan jus pada anak-anak dengan penyakit DBD. “Bantuan tersebut kita salurkan pada semua pusat kesehatan seperti, Comoro, Metinaru, Atauro, Formoza 1, Formoza 2 (Vera Cruz) dan Becora.
Dilain pihak, WHO juga melaporkan, sebanyak 1,8 milliar (lebih dari 70%) dari populasi di seluruh dunia yang tinggal di negara-negara anggota dari WHO, Asia Tenggara, dan Pasifik wilayah Barat berisiko terkena demam berdarah dengue dan hampir 75% dari beban penyakit global akibat demam berdarah dengue.
Wabah demam berdarah adalah masalah kesehatan terbesar di Timor-Leste, Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, dan Thailand yang berada di zona khatulistiwa dan musim tropis.
Nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di perkotaan dan pedesaan, serotipe virus beredar dan demam berdarah adalah penyebab utama rawat inap dan kematian pada anak-anak.
DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dengan manifestasi klinis demam, pendarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi darah.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 2,5 miliar orang di 100 negara endemik DBD, mentransmisikan virus dengue. Sehingga 50 juta orang terinfeksi terjadi setiap tahun dengan 500.000 kasus demam berdarah dengue dan 22.000 kematian berasal dari kalangan anak-anak.
Di Timor-Leste (TL) sendiri berdasarkan data terakhir 18 januari 2022 menyebutkan, angka pasien DBD telah mencapai 521 orang dan sembilan orang meninggal diantaranya maioritas anak-anak.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz