DILI, 04 januari 2022 (TATOLI)— Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) dan Asian Development Bank (ADB) meluncurkan laporan bersama tentang penggunaan Big Data dan Tourism Recovery untuk perencanaan dan pengelolaan pariwisata yang lebih baik.
Melalui siaran persnya yang diakses Tatoli, menyebutkan, laporan penggunaan Big Data (data besar) dan Tourism Recovery (Pemulihan Pariwisata) ini untuk menampilkan contoh-contoh dari seluruh kawasan Asia dan Pasifik sambil menunjukan tren utama dalam penggunaan data besar dalam pariwisata di garis depan teknologi dan inovasi.
“Laporan tersebut juga memperjelas peran yang dapat dimainkan oleh Big Data besar dalam pemulihan dan pengukuran dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan pariwisata,” ungkap surat siaran pers tersebut.
Pariwisata mengalami krisis terbesar yang pernah tercatat pada tahun 2020. Kedatangan internasional turun 73% pada tahun 2020. Hal ini kemungkinan akan diikuti oleh penurunan 70% hingga 75% untuk tahun 2021.
Saat sektor ini berupaya pulih, data dan intelijen pasar sedang penting untuk memberdayakan destinasi, bisnis, dan pekerja pariwisata agar lebih siap dalam lanskap yang berubah dengan cepat. Pandemi Covid-19 juga telah mempercepat pergeseran ke arah digitalisasi sehingga semakin menyoroti perlunya data dan intelijen yang relevan dan handal untuk mengelola pariwisata.
Laporan gabungan UNWTO dan ADB akan membantu pemerintah dan sektor swasta dalam upaya melengkapi statistik resmi dengan Big Data agar dapat lebih memahami perubahan perilaku konsumen dan meningkatkan pemulihan dengan produk, segmen, dan pasar sumber yang ditargetkan.
Big Data juga akan menjadi kunci untuk mendukung perjalanan tanpa hambatan melalui penerapan protokol keselamatan, teknologi biosekuriti, dan sertifikat kesehatan digital untuk memungkinkan pembukaan kembali perbatasan yang aman.
Laporan ini lebih lanjut membahas beberapa tantangan utama yang menghalangi realisasi sepenuhnya potensi Big Data dan digitalisasi untuk kebijakan pariwisata yang lebih baik. Ini termasuk kekhawatiran berkelanjutan atas privasi, kesenjangan keterampilan, keandalan data, tata kelola dan infrastruktur yang tidak memadai, kesenjangan digital, hambatan aksesibilitas.
Tantangan-tantangan ini memperjelas perlunya agenda komprehensif untuk membuka jalan bagi penggunaan Bid Data secara efektif untuk membantu pemulihan pariwisata dan transformasinya menuju sektor yang lebih hijau dan lebih tangguh.
Untuk itu, UNWTO dan ADB akan bekerja untuk memastikan kebijakan pariwisata di seluruh kawasan ditujukan untuk menetapkan sistem dan kerangka kerja pengukuran, pemantauan, dan manajemen, sehingga memastikan data dan indikator yang selaras, dapat dibandingkan dan diandalkan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz