DILI, 28 Desember 2021 (TATOLI) – Sebanyak 12.600 botol tinta pemilu permanen telah tiba di Timor-Leste (TL) pada minggu yang lalu. Botol tinta pemilu tersebut akan digunakan saat pemungutan suara pemilihan presiden (Pipres) pada 2022.
“Tinta permanen tersebut memiliki kualitas yang sama dengan pemilu tahun-tahun sebelumnya. Ada 12.600 botol tinta pemilu yang masing-masing berisi 50 mili liter,” kata Direktur Umum, Sekretariat Teknik Administrasi Pemilihan (STAE), Acilino Manuel Branco kepada Tatoli, di Dili, selasa ini.
Disebutkan bahwa STAE, Partai Politik (Parpol), dan Badan Komisi Pengawas Pemilihan Umum-BAWASLU (CNE-Comição Naçional das Eleições) sudah menguji kualitas produk tinta tersebut.
Dia menambahkan, jumlah tinta yang dimaksud cukup untuk digunakan pada pemilihan parlemen pada 2023.
“Tinta permanen sudah cukup, jika tidak ada putaran kedua dalam pemilihan presiden, dan juga bisa digunakan pada pemilihan parlemen pada 2023”, katanya.
Dikatakan, tinta pemilu dibeli oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Sementara itu, Perwakilan UNDP di TL, Munkhtuya Altangerel, menyoroti bahwa tinta dipasok oleh perusahaan internasional Global Firm.
Dijelaskan, siklus pengadaannya dimulai dengan permintaan Pemerintah melalui kesepakatan yang ditandatangani pada Maret 2021.
“Pemerintah Timor-Leste telah mengalokasikan US$360.000 untuk pembelian tinta permanen untuk pemilu”, tegasnya.
Produk ini digunakan untuk memberi tanda pada jari telunjuk pemilih saat usai memilih. Ini telah digunakan pada lebih dari 100 negara untuk memastikan transparansi pemilu dan memperkuat hak pada pemilih.
Sejak pemilu 2007 di TL, UNDP telah mendukung pemilu dengan membeli tinta permanen sebagai sumber keamanan yang efektif untuk mencegah pemilih memilih lebih dari satu kali di banyak tempat.
Reporter : Jesuína Xavier
Editor : Maria Auxiliadora (penerjemah : Armandina Moniz)