iklan

EKONOMI, POLITIK, INTERNASIONAL, DILI

Dampak modernisasi pekerjaan, permintaan naker perempuan berkurang

Dampak modernisasi pekerjaan, permintaan naker perempuan berkurang

Para tenaga kerja yang siap bekerja di Korea Selatan. Foto Tatoli

DILI, 18 november 2021 (TATOLI)– Direktur Tenaga Kerja Asing di Sekretariat Negara untuk Pelatihan  Professional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), Filomeno Soares mengatakan permintaan tenaga kerja (naker) perempuan dari Korea Selatan (Korsel) berkurang akibat dampak dari modernisasi pekerjaan yang hampir tidak membutuhkan lagi keterlibatan naker perempuan.

“Kita tidak melarang, tetapi permintaan Korsel  untuk tenaga kerja perempuan tidak ada. Hal ini terjadi karena pekerjaan yang dikerjakan cukup berat. Pada 2019 hingga 2013 pekerjaan di bidang pertanian masih menerima perempuan,  namun karena proses pertanian di Korsel sudah dimodernisasi, sehingga permintaan mulai menurun atau berkurang,” kata Filomeno kepada Tatoli di Kantor SEFOPE, Becora, Dili, rabu.

Dikatakan,  saat ini permintaan  Korsel hanya untuk bidang pekerjaan pabrik dan perikanan. Sejak awal untuk bidang perikanan,  permintaan hanya untuk laki-laki. Begitu juga,  sejak 2020,  untuk bidang pekerjaan  di pabrik tidak ada lagi permintaan untuk perempuan.

Menurut data dari SEFOPE, jumlah naker yang bekerja di Korsel sejak 2009 sampai November 2021 mencapai 3.819. Mereka terdiri dari 3,684 laki-laki dan 135 perempuan. Tahun ini, SEFOPE sudah mengirim 123 naker laki-laki.

Seperti  diketahui  bahwa sejak awal permintaan naker perempuan hanya untuk bidang pabrik dan pertanian dengan perincian, 62  naker untuk pabrik dan 73 naker untuk pertanian. Akan tetapi,  dalam dua tahun terakhir permintaan untuk  naker perempuan sudah tidak ada lagi.

“Kita terus berusaha dan sekarang yang mengambil kursus di sini juga sebagian adalah perempuan,” katanya.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!