DILI, 18 november 2021 (TATOLI) – Pusat Studi Seni dan Budaya (CECA-Centro de Estudos de Cultura e Artes) dan Universitas Nasional Timor-Lorosa’e (UNTL) luncurkan dua buku baru berjudul ‘Peran Media untuk Mencegah Konflik Terkait Seni Bela Diri di Timor –Leste’ dan ‘ MELAWAN HEGEMONI : Kajian Jurnalisme Melawan Orde Baru Indonesia, 1994-1998’.
Buku berjudul‘Peran Media untuk Mencegah Konflik Terkait Seni Bela Diri di Timor-Leste’ ditulis, Dosen senior Departemen Komunikasi Sosial UNTL, Dulce Martins da Silva. Sementara buku berjudul ‘MELAWAN HEGEMONI: Studi Jurnalisme Melawan Orde Baru Indonesia, 1994-1998’ ditulis Kepala Departemen Komunikasi Sosial UNTL, Marcelino Ximenes Magno.
Rektor UNTL, João Martins memuji kedua penulis tersebut karena mendemonstrasikan karya mereka sebagai seorang akademisi, dengan resmi meluncurkan buku mereka di UNTL.
“Saya sangat suka judul kedua buku ini. Anda tahu media memiliki kekuatan untuk menyebabkan kekacauan, sedangkan media juga dapat mengakhiri konflik dalam masyarakat. Saya ucapkan selamat kepada kedua penulis karena telah menulis dua buku tentang jurnalisme. Saya mendorong kedua penulis ini untuk menulis dan menerbitkan lebih banyak buku atas nama mereka di masa depan,” kata João Martins kepada wartawan di Balai Konferensi UNTL, Dili, kamis ini.

Penulis buku berjudul ‘Peran Media untuk Mencegah Konflik Terkait Seni Bela Diri di Timor-Leste’, Dulce Martins da Silva. Foto Tatoli/Francisco Sony
Dikatakan, UNTL akan mengadakan pameran buku pada 2022, maka dirinya mendorong CECA untuk memobilisasi lebih banyak dosen untuk menulis lebih banyak buku yang akan diluncurkan di Dies Natalie UNTL berikutnya pada tahun depan.
Sementara itu, penulis buku berjudul ‘Peran Media untuk Mencegah Konflik Terkait Seni Bela Diri di Timor-Leste’, Dulce Martins da Silva mengatakan, tujuan penulisan buku pertamanya untuk menemukan akar penyebab konflik antara kelompok seni bela diri di Timor-Leste.
“Dengan buku ini, saya dapat memberikan beberapa solusi tentang bagaimana menyelesaikan dan mengakhiri konflik pencak silat yang terus berlangsung di tanah air. Buku ini aslinya berasal dari Skripsi saya yang diajukan ke Waseda University di Jepang,” ucap Dulce Martins.
“Jadi, penelitian saya fokus pada peran Radio Komunitas Comoro yang berkontribusi dalam pencegahan konflik. Saya berterima kasih kepada CECA atas semua dukungan dan motivasinya,” katanya.

Dilain pihak, penulis buku berjudul ‘MELAWAN HEGEMONI: Studi Jurnalisme Melawan Orde Baru Indonesia, 1994-1998’, Marcelino Ximenes Magno menghimbau dan menantang generasi muda untuk membiasakan diri dalam membaca dengan membudayakannya.
“Jika Anda ingin menjadi penulis. Anda harus menjadi pembaca terlebih dahulu. Sebagai dosen universitas, saya ingin mendorong mahasiswa saya untuk belajar dan mulai menulis buku,” tegas Marcelino Magno.
Ia menjelaskan Timor-Leste memiliki perpustakaan dan buku yang terbatas, sehingga siswa juga harus pintar membaca informasi di internet, media sosial dan lainnya.
“Saat ini, saya juga sedang fokus menulis buku tentang kisah mantan Presiden Parlemen Nasional, Fernando Lasama,” ungkapnya.
Sedangkan, Direktur CECA, Paulino Vicente mengatakan buku-buku tersebut akan didistribusikan ke Perpustakaan Nasional Australia, Perpustakaan Nasional Indonesia, dan perpustakaan Kongres di Amerika Serikat (AS).
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz