DILI, 09 oktober 2021 (TATOLI)—Grup Bank Dunia Timor Leste (WBGTL) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan laporan pengeluaran publik dengan tema ‘Tinjaun Pengeluaran Publik Timor-Leste tahun 2021 (TL-PR): Mengubah Arah, Menuju Pengeluaran Yang Baik dan Berkelanjutan’.
Menteri Keuangan (Menkeu), Rui Maria Augosto mengatakan, peluncuran tersebut bertujuan memprioritaskan kualitas dari pengeluaran publik dan meningkatkan pendapatan domestik yang penting, dengan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan keberlanjutan di Timor-Leste (TL).
“Laporan tersebut dilakukan saat ini dan Kemenkeu mengerjakan renovasi managemen keuangan publik, yang merupakan prioritas kunci dari Pemerintah Konstitusi kedelapan. Karena, jika pengeluaran publik setiap tahun meningkat, dengan pengeluaran aktual 28%, maka akan menjadi ancaman bagi kita. Seperti pada realitas yang ada, kita harus membatasi pengeluaran yang besar, sebelum minyak bumi kita habis” kata Menkeu, Rui Augosto dalam sambutannya di kantor Kementerian Keuangan, Aitarak-laran Dili, selasa ini.
Dijelaskan, menurut revisi pengeluran publik (PER), ketika pertumbuhan ekonomi lambat dibeberapa dekade sebelumnya, maka saat ini biaya pengeluaran publik TL yang tertinggi didunia hampir 90% dari Produk Domestik Bruto (PIB- Produtu Internu Bruto) pendapatan domestik sangat kecil hanya 8% dari PIB dibandingkan 15% diwilayah.
“Dalam laporan tersebut, untuk memperbaiki kebutuhan dari pengeluaran publik, khususnya dibagian yang berkaitan dengan sumber daya manusia, dimana diprioritaskan pada kesehatan dan pendidikan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Umum Perencanaan Anggaran, Jose Alexandre de Carvalho mengatakan, Pemerintah TL melalui Kemenkeu, bekerja sama dengan Bank Dunia mulai dari tahun 2019, melakukan analisis dalam pengeluaran publik, agar mendapatkan informasi yang lebih jelas, sehingga bisa menjadi suatu keputusan oleh para politik.
“Dari pemantauan Bank Dunia, investasi yang selama ini dilakukan, ada beberapa yang tidak menghasilkan pendapatan dalam pertumbuhan ekonomi. Artinya anggaran yang besar, bukan berarti menghasilkan pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerintah harus benar-benar mengambil keputusan untuk anggaran tahun 2022,” katanya.
Dikatakan, seperti yang telah disampaikan Menkeu, dari anggaran tahun 2021 senilai $2.1 milyar dikurangi menjadi $1.6 milyar untuk anggaran tahun 2021, dengan memberikan tantangan antara Kemenkeu dengan kementerian lainnya, namun pemerintah tetap mengambil keputusan untuk pengeluaran publik harus ada hasilnya.
Selain itu Perwakilan dari Bank Dunia untuk TL, Bernard Harborne mengatakan dari laporan tersebut membantu TL mendapatkan pendapatan dari pengeluaran publik untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“TL sangat sukses akan kekayaan alam seperti, minyak bumi dan gas, namun revisi dari kami menunjukan bahwa dari pola penegeluaran saat ini, minyak bumi bisa terjual habis dalam dekade ini, sehingga sangat penting menggunakan penyimpanan Negara dengan hati-hati, agar mendukung dan diversifikasi dalam ekonomi, dengan pengeluaran yang efisien dan efektif,” katanya.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz