iklan

POLITIK, KEADILAN, DILI, HEADLINE, LSM, SOSIAL INKLUSIF

Presiden Lú Olo : Hentikan diskriminasi pendidikan terhadap perempuan

Presiden Lú Olo : Hentikan diskriminasi pendidikan terhadap perempuan

Presiden Republik merayakan hari Nasional Perempuan Timor-Leste (TL) yang jatuh pada tanggal 3 november dengan mengadakan dialog dengan perwakilan kaum perempuan dari 13 kotamadya dan organisasi perempuan, di Kantor Kepresidenan Bairro Pite, Dili, selasa (09/11). Foto Tatoli/Mirandolina Barros Soares

DILI, 09 november 2021 (TATOLI)—Presiden Republik (PR), Francisco Guterres Lú Olo meminta kepada semua pihak untuk menghentikan diskriminasi terhadap kaum perempuan.

Permintaan Kepala Negara itu disampaikan dalam dialognya dengan perwakilan perempuan dari 13 kotamadya, termasuk wilayah Administratif Ekonomi Khusus Oe-Cusse-Ambeno (RAEOA-Rejiaun Administrativu Ekonomi Espesial Oe-Cusse-Ambeno) di Istana Kepresidenan Republik, Bairro Pite, Dili, selasa ini.

Dialog tersebut digelar sehubungan dengan hari perempuan nasional yang diperingati secara nasional pada 3 nopember lalu.

Presiden Lú Olo dalam dialog itu menekankan agar dihentikannya diskriminasi terhadap perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan. Karena, partisipasi perempuan dalam dunia pendidikan sangat berkurang akibat anak perempuan menikah di usia muda.

“Jangan ada diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Jangan ada diskriminasi pendidikan terhadap kaum perempuan. Tapi, semua ini berpulang pada keluarga. Jika keluarga melarang anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan lebih memilih untuk anak perempuan menikah di usia muda, berarti kita sendiri menutup masa depan mereka,” kata Presiden Lú Olo.

Presiden Lú Olo meminta kepada seluruh rakyat TL untuk memberi perhatian pada pendidikan anak-anaknya, terutama anak perempuan karena saat ini dunia sudah berkembang dan maju, sehingga  membutuhkan orang yang berpendidikan tinggi untuk membangun negaranya.

Selain itu, Kepala Negara juga menekankan pentingnya kesehatan karena orang mau pintar harus sehat. Anak-anak harus membutuhkan asupan gisi yang baik. Kalau nutrisi tidak ada maka anak-anak tidak akan sehat.

Karena itu, Presiden Lú Olo minta agar anggaran negara perlu diperioritaskan pada kesehatan dan pendidikan.

Menurutnya, untuk mencegah adanya diskriminasi terhadap perempuan, maka perlu membangun kerjasama dengan pihak gereja  sehingga anak-anak perempuan tidak mendapat diskriminasi dalam pendidikan dan tidak menikah di usia muda.  “Melalui pesan moral dari para pastor dan suster, bisa mencegah anak-anak perempuan menikah di usia muda,” pintanya.

Dikatakan, dialog ini digelar untuk mengenang kembali para pahlawan perempuan yang mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan negara ini. Dengan demikian, melalui peringatan hari perempuan nasional ini, kaum perempuan dapat menghormati para pejuang perempuan yang dulu berjuang untuk kemerdekaan hingga mengorbankan nyawanya.

Sementara itu Sekretaris Negara Urusan Kesetaraan dan Inklusif (SEII), Maria Jose da Fonseca mengatakan dengan dukungan Presiden Republik  dan ibu negara untuk menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan di TL,  sehingga dapat memberikan keadilan dan inklusif.

“Perwakilan perempuan dari 12 kotamadya dan RAEOA berdialog dengan Presiden Republik menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi selama ini. Hal ini menunjukan kebersamaan Presiden Republik dan ibu negara untuk semua perempuan TL guna menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan,” kata Maria.

Selain itu,  Kepala Umum Organisasi Wanita (Rede Feto), Zelia Fernades menyatakan rasa bangga atas direalisasikannya dialog ini. Menurutnya, pemerintah menetapkan tanggal 3 nopember sebagai hari nasional bagi perempuan untuk mengingat kembali kontribusi perempuan bagi kemerdekaan negara ini.

Hal serupa diutarakan perwakilan perempuan dari kotamadya Manatuto, Maria Elidia Soares Sequeira. Dia merasa senang dan memberikan apresiasi pada program dialog yang menghadirkan perwakilan perempuan dari semua kotamadya di TL. Ia berharap tahun-tahun mendatang peringatan hari nasional perempuan dilakukan di kotamadya lain.

Akhir dari dialog itu, perwakilan perempuan dari 13 kotamadya membuahkan rekomendasi kepada pemerintah untuk memberikan perhatian  kepada kaum perempuan dalam promosi jabatan di berbagai bidang, memperbaiki grup asosiasi dalam melayani perempuan TL, memberi penilaian dan juga menggunakan barang-barang kerajinan tangan yang diproduksi kaum perempuan dan perlu menghormati kaum perempuan dengan menghentikan diskrimanasi terhadap perempuan.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!