DILI, 21 oktober 2021 (TATOLI)—Pemerintah Timor-Leste (TL) melalui Sekretaris Negara Urusan Pelatihan Profesional dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), kamis ini mengirim 60 tenaga kerja (naker) ke Korea Selatan (Korsel) dengan penerbangan Citilink Airlines.
Direktur Nasional Ketenagakerjaan, Filomeno Soares mengatakan para naker, sebelum berangkat telah melakukan karantina satu hari di empat tempat isolasi di Dili. Setelah tiba di Korsel, mereka akan karantina selama 14 hari sesuai prosedur yang diterapkan di Korsel.
Berita terkait : Penuhi kriteria, 71 naker siap berangkat ke Korsel
“Pemerintah TL kirim 60 naker atas permintaan pemerintah Korsel. Dari 60 naker itu 19 diantaranya adalah mereka yang sudah bekerja di Korsel. Dari jumlah itu, 16 naker akan bekerja di pabrik dan 25 orang pada bagian perikanan,” kata Filomeno kepada wartawan di Bandara Internasional Nicolau Lobato, Komoro, Dili, kamis ini.
Menurutnya, untuk mengirim para naker ke Luar Negeri, harus dipersiapkan semaksimal mungkin agar tidak terjadi kesalahan saat keberangkatan.
“Anggaran untuk keberangkatan para naker ditanggung sendiri. Para naker membayar sendiri karantina satu malam di Hotel Dili dan 14 hari karantina di hotel Korsel. Mereka juga yang menanggung sendiri tiket pesawat. Sehingga setiap orang berangkat ke Korsel harus membawa uang senilai $1500 untuk membayar hotel di Korsel,” katanya.
Berita terkait : Kendala penerbangan, SEFOPE minta para naker bersabar
Dia menambahkan, karantina 14 hari harus dilakukan untuk mematuhi prosedur dari pemerintah Korsel yang diberikan pada TL, karena masalah pandemi Covid-19 dan masing-masing negara menerapkan protokol kesehatan yang berbeda guna mencegah penyebaran virus Covid-19. Karena itu, TL harus mematuhi protokol kesehatan tersebut.
“Para naker yang berangkat ke Korsel dengan kontrak minimal tiga tahun dan maksimal 4 tahun, delapan bulan. Para naker mayoritas laki-laki, sesuai dengan permintaan dari perusahaan di Korsel,” jelasnya.
Ia menjelaskan, Pemerintah melalui SEFOPE terus mempersiapkan naker di TL sehingga jika ada permintaan, mereka siap diberangkatkan dan pemerintah sebagai jembatan untuk memfasilitasi.
“Saat ini jumlah naker di Korsel sekitar 3.000 lebih dan selama pandemi Covid-19, kita telah mengirim 63 naker dan sekarang tambah lagi 60 naker,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dari salah satu naker, Armindo Afonso, mengatakan, dirinya mendapat kontrak kerja selama lima tahun, dan pekerjaan yang akan dikerjakan di bagian pabrik.
“Persiapan untuk berangkat selama dua tahun lebih, dengan kontrak mulai dari tahun 2020 hingga 2025, namun karena pandemi Covid-19 keberangkatan ditunda dan hari ini, baru berangkat setelah adanya permintaan dari perusahaan Korsel,” jelasnya.
Ia berharap setelah kembali ke TL, dengan pengalaman yang diperoleh di Korsel menjadi modal untuk membuka usaha kecil sekaligus membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz