iklan

DILI, LSM, SOSIAL INKLUSIF

Perempuan teknik perlu diberi kesempatan berkarya di semua bidang

Perempuan teknik perlu diberi kesempatan berkarya di semua bidang

Ketua Organisasi Perempuan Teknik (FE-Feto Enginhera), Dulce Soares. Foto FE

DILI, 17 oktober 2021 (TATOLI)—Ketua Organisasi Perempuan Teknik (FE-Feto Enginhera), Dulce Soares mengatakan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM ), perlu diberi kesempatan untuk berkarya.

“Menurut saya, budaya di TL mulai memberi kepercayaan pada kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang teknik, namun dalam prakteknya, kesempatan sangat sedikit dan tidak ada cara untuk mengembangkan kualitas kaum perempuan agar bisa berpartisipasi di berbagai bidang,” kata Dulce pada Tatoli di Kantor FE, Farol, jumat.

Ia menambahkan, kadang kaum perempuan tidak disediakan keamanan dan kenyamanan agar bisa bekerja dan berkarya dalam bidang teknik.

Berita terkait : PBB : Lulusan anak perempuan STEM hanya 15%

Karena itu, untuk meningkatkan partisipasi kaum perempuan dalam bidang teknik, FE melakukan sosialisasi di Sekolah Menengah Atas (SMA), perguruan tinggi, masyarakat dan Pusat Nasional Pemuda Timor-Leste (CNJTL) untuk menjelaskan bagaimana berpartisipasi dan mendapatkan kesempatan berkarya dalam bidang STEM.

Dikatakan, kegiatan yang dilakukan FE adalah meningkatkan kapasitas anggotanya, bekerjasama dengan mitra bidang industri untuk memberikan pengalaman kerja kepada para anggota.

Dikatakan, melalui FE, banyak anggota yang mengalami kemajuan dalam kemampuan personal dan skill professional. Adapun anggota yang telah mendapatkan kesempatan kerja.

Menurut data dari FE, anggotanya saat ini berjumlah 93 perempuan yang terdiri dari anggota profesional, wisudawan dan juga mahasiswa STEM yang masih aktif.

Sementara itu, salah satu Anggota FE, Wisudawan dari DIT, Departamen Teknik Perminyakan, Margarida Otávia dos Reis Alves mengatakan banyak perempuan yang berminat dalam STEM, namun partisipasi berkurang karena paradigma dan stereotipe yang memberikan stigma bahwa perempuan tidak sanggup berpartisipasi karena memiliki fisik yang lemah.

Menurutnya, stigma yang ada memberikan dampak bagi keputusan meskipun sebenarnya kesetaraan menjadi faktor utama dalam menyelesaikan suatu masalah kompleks dalam mencapai pembangunan berkelanjutan PBB (SDG).

Ia mengusulkan, untuk memperbaiki masalah ini, diperlukan perkenalan mengenai bidang STEM pada anak-anak mulai dari Sekolah Dasar (SD).

Tingkatkan kepercayaan partisipasi pada perempuan dan penyediaan lingkungan kerja yang nyaman dalam bidang STEM serta memotivasi mereka agar mampu bertahan.

Dilain pihak, Mahasiswa UNTL, Departamen Teknik Eletronik, Palomar Linda Salsinha Soares mengatakan, selain keputusan dari masyarakat, pemerintah juga harusnya lebih bisa bertindak dan melakukan sosialisasi.

“Saya melihat kepercayaan untuk kaum perempuan dalam bidang STEM sangat sedikit. Untuk itu, sangat dibutuhkan perhatian dari semua orang,” tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres  menyerukan untuk lebih banyak investasi untuk menutup kesenjangan gender digital mengingat anak perempuan hanya memiliki 15% lulusan STEM.

Reporter : Cidalia Fàtima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!