DILI, 15 oktober 2021 (TATOLI)—Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Program Pangan Dunia (WFP) menilai dunia menghadapi peningkatan kelaparan yang eksponensial dipicu krisis iklim. Karena itu, para pemimpin dunia untuk lebih mengenali hubungan erat antara krisis pangan dengan masalah iklim.
Direktur Eksekutif WFP, David Beasley mengatakan, krisis iklim memiliki potensi untuk membanjiri umat manusia. Dunia tidak siap menghadapi peningkatan kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kita akan melihat, jika kita tidak berinvestasi dalam program yang membantu masyarakat rentan beradaptasi dan membangun ketahanan terhadap perubahan iklim kita, maka krisis iklim memicu krisis pangan,” kata David melalui siaran pers yang diakses Tatoli, jumat ini.
Menurutnya, komunitas yang rentan sebagian besar bergantung pada pertanian, perikanan, dan peternakan, yang berkontribusi paling sedikit terhadap krisis iklim menanggung beban terberat dari dampak dengan sarana terbatas.
Dikatakan, bencana banjir yang melanda Timor-Leste (TL) pada april lalu menopang kerentanannya terhadap bencana alam dan perubahan iklim. Krisis ini diperparah oleh dampak Covid-19 di negara yang 36 persen penduduknya mengalami kerawanan pangan kronis dan hanya 15 hingga 37 persen rumah tangga yang mampu membeli makanan bergizi.
Dalam mengatasi tantangan ini, Pemerintah TL pada juli lalu, meluncurkan Rencana Aksi Nasional Konsolidasi Gizi dan Ketahanan Pangan yang memprioritaskan intervensi berdampak tinggi untuk mengurangi kekurangan gizi dan kerawanan pangan dan mencapai target.
WFP dengan senang hati mendukung intervensi pemerintah melalui bantuan teknis tentang ‘Cesta Basica’, manajemen rantai pasokan, tanggap darurat, program ‘Merenda Eskolar’, analisis ketahanan pangan, fortifikasi pangan dan dialog sistem pangan.
Sementara itu, Perwakilan WFP di TL, Dageng Liu mengatakan sebagai negara kepulauan kecil yang sedang berkembang, TL kemungkinan besar paling menderita akibat dampak buruk perubahan iklim seperti pemanasan global dan kenaikan permukaan laut.
“Kita harus bekerja sama untuk mengubah sistem pangan kita termasuk mencari cara memproduksi dan mengonsumsi makanan tanpa merusak planet kita dan sumber dayanya,” kata Dageng.
Untuk memperingati Hari Pangan Sedunia, WFP mendukung Pemerintah melalui KONSSANTIL dengan menyelenggarakan kompetisi penghargaan gizi nasional dan demo masak, serta talk show dan sosialisasi kebijakan pangan dan gizi kepada masyarakat.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz