DILI, 28 September 2021 (TATOLI) –Ibu Negara Presiden Republik Timor-Leste (TL), Cidália Lopes Nobre Mouzinho Guterres mengatakan TL membutuhkan unit mamografi untuk membantu otoritas kesehatan dalam mendeteksi kanker payudara.
“Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) harus menyiapkan peralatan yang memadai untuk membantu upaya medis dalam mendeteksi kanker payudara di tanah air. Karena, kanker payudara merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan Kemenkes,” kata Ibu Negara dalam sambutannya pada acara peluncuran peningkatan pengetahuan dan kesadaran kanker payudara kepada anggota organsasi Rede Feto Timor-Leste, di Kaikoli Dili, selasa ini.
Ibu Negara menjelaskan, penyakit kanker payudara merupakan ancaman terbesar bagi kehidupan banyak wanita TL. Karena itu, diperlukan unit mamografi untuk memfasilitasi diagnosis kanker payudara di tanah air.
Dikatakan, selain meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kanker payudara, peran mamografi dalam pencegahan kanker payudara juga sangat penting.
“Saat ini, tidak ada rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV) yang memiliki unit mamografi. Karena itu, sampel pasien yang dicurigai menderita kanker payudara harus dikirim ke Indonesia untuk dideteksi,” katanya.
Ibu Negara mengatakan, ada klinik swasta di Dili yang dikenal dengan nama Klinik Cindranita. Klinik tersebut bisa melakukan skrining dengan biaya sekitar $300. “ Kami bisa menyediakan biaya untuk skrining kanker payudara,” tuturnya.
Menurutnya, jika HNGV memiliki unit mamografi sendiri, maka akan lebih banyak skrining kanker payudara sehingga dapat mencegah dan melindungi banyak wanita dari penyakit tersebut. Karena, mamografi secara teratur dapat membantu menemukan kanker payudara pada tahap awal.
Ia mengatakan mayoritas perempuan TL pergi ke rumah sakit ketika kondisinya sudah memasuki stadium IV atau stadium paling lanjut dari kanker payudara.
“Penting sekali meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kanker payudara kepada perempuan. Itu akan mendorong mereka mengunjungi rumah sakit atau memberi tahu tenaga medis, jika mereka merasa adanya tanda-tanda kanker payudara,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Komisi Nasional Kanker Payudara, Dr. Alito Soares mengatakan setiap minggu, HNGV mendeteksi tiga hingga lima pasien menderita kanker payudara.
“TL saat ini masih belum memiliki data resmi dari mereka yang meninggal karena kanker payudara. Karena, banyak wanita lebih suka untuk melakukan pengobatan tradisional dari pada melakukan perawatan di rumah sakit,” katanya.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz