iklan

POLITIK, KEADILAN, DILI

CNC dan CO25 tandatangani MoU lakukan penelitian sejarah TL

CNC dan CO25 tandatangani MoU lakukan penelitian sejarah TL

Direktur Pusat Nasional Chega (CNC), Hugo Fernandes dan Ketua Komite Pemandu (Comité Orientador-CO25), Constâncio Pinto menandatangani MoU untuk melakukan penelitian bersama dalam melengkapi sejarah Timor-Leste (TL), di kantor CNC, Balide, selasa (28/09). Foto Tatoli/Egas Cristóvão

DILI, 28 september 2021 (TATOLI)—Pusat Nasional Chega (CNC) dan Komite Pemandu (Comité Orientador-CO25) melakukan penandatanganan  nota kesepahaman (MoU) untuk melakukan penelitian bersama dalam melengkapi sejarah Timor-Leste (TL).

Direktur CNC, Hugo Fernandes mengatakan MoU ini bertujuan meningkatkan kerjasama antara dua institusi yang dibangun negara demi melengkapi sejarah perjuangan TL.

“Ini adalah kepercayaan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kerjasama antara dua institusi,” kata Hugo kepada wartawan di Kantor CNC Balide, Dili, selasa ini.

Dikatakan, CNC didirikan untuk mempromosikan rekomendasi Chega dengan tujuan tidak hanya menjadi sebuah buku,  namun untuk didaftarkan menjadi sejarah negara meskipun belum sepenuhnya lengkap.

“Untuk itu  dengan kerjasama ini bisa membantu melengkapi kekurangan yang ada di Chega. Karena, selama ini Chega sendiri hanya berfokus pada sejarah dimensi politik dan pelanggaran hak asasi manusia, arsip memori, partisipasi masyarakat dan kaum muda serta masyarakat internasional pada  perjuangan TL,” jelasnya.

Dia menambahkan, MoU ini direalisasikan untuk dua tahun dimana kedepannya akan membantu CNC mendirikan pusat arsip digital dan juga bersama CO25 lakukan penelitian tentang korban yang meninggal selama perjuangan khususnya mereka yang menderita kelaparan.

Ketua CO25, Constâncio Pinto mengatakan, CO25 baru didirikan pada tahun 2017 dengan tujuan menulis sejarah partisipasi kaum muda dalam perjuangan serta para pemimpin nasional meminta   CO25 meluaskan penelitan.

“CO25 memilih CNC untuk bersama mengidentifikasi kembali sejarah. Karena, seperti yang kita ketahui beberapa data yang ada pada CNC tidak terdapat di CO25 dan sebaliknya,” ungkapnya.

Sebelumnya, CO25 sudah melakukan penelitian di tingkat nasional dan juga internasional seperti di portugal untuk mewawancarai para pejuang yang menetap di sana serta berkoordinasi dengan organisasi perjuangan yang merekam perjuangan TL.

Ia menyebutkan, CO25 berencana mentransformasi ke institusi publik namun harus memenuhi syarat, seperti memberikan hasil kerja yang nyata. CO25 sudah memiliki rencana untuk memproduksi buku dalam enam edisi mulai dari perjuangan pada 1975 sampai 1999.

“CO25 nilai sistem pendidikan di TL dalam bidang sejarah masih sangat minim karena tidak dilengkapi  cerita sejarah. Untuk itu dibutuhkan perhatian dari Kementerian Pendidikan agar mentransformasi kurikulum pengajaran di bidang sejarah,” tuturnya.

Reporter : Cidalia Fàtima

Editor    : Armandina Moniz

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!