iklan

HUKUM, POLITIK, INTERNASIONAL, DILI

Ramos Horta nilai kelaparan di setiap negara tanggung jawab pemimpin nasional

Ramos Horta nilai kelaparan di setiap negara tanggung jawab pemimpin nasional

Peraih Nobel Perdamaian sekaligus mantan Presiden Republik Demokratik Timor-Leste, José Ramos Horta dan Perwakilan WFP (Program Pangan Dunia) di TL, Dageng Liu menghadiri Konferensi Fix The Food secara zoom online di Kantor WFP, Kaikoli. Jumat (24/09). Foto TATOLI/Egas Cristóvão

DILI, 25 september 2021 (TATOLI)—Peraih Nobel Perdamaian sekaligus mantan Presiden Republik Demokratik Timor-Leste, José Ramos Horta menjadi salah satu pembicara pada Konferensi Fix The Food dan menilai kelaparan yang terjadi di setiap negara merupakan tanggung jawab para pemimpin nasional serta pemerintahannya.

Berita terkait :  WFP gelar Konferensi Fix The Food bahas ketahanan pangan

“Saya diundang sebagai penerima Nobel Perdamaian  dan pesan saya kepada semuanya, tanggung jawab nomor satu bagi semua pemimpin nasional di semua negara. Harus melihat prioritas agar menghilangkan kelaparan di negaranya. Jangan hanya menunggu bantuan dan mengkritik komunitas internasional bahwa mereka tidak memberi bantuan,” jelas Ramos kepada wartawan di Kantor World Food Program, Kaikoli, usai menghadiri Konferensi Fix The Food secara zoom online.

Ramos meminta semua pemimpin negara untuk bisa pandai dalam memperioritaskan programa negara dan harus berinvestasi di sektor pertanian agar rakyatnya bisa terbebas dari masalah kelaparan.

“Makanan untuk semua adalah masalah etika. Di dunia ini tidak boleh ada kealaparan karena dunia memiliki banyak kekayaan. Setiap pemerintahan memiliki tanggung jawab. Jangan  menunggu untuk diberi dari komunitas internasional,” kata Ramos Horta.

Sementara itu, Perwakilan WFP (Program Pangan Dunia) di TL, Dageng Liu menjelaskan, José Ramos-Horta berpartisipasi dalam sesi pertama untuk membicarakan tentang ON FOOD & PEACE, HUNGER & WAR (MAKANAN & DAMAI, LAPAR & PERANG).

Poin yang disarankan untuk Ramos Horta adalah pertama konteks Timor-Leste (TL) memiliki salah satu tingkat kekurangan gizi tertinggi di Asia dan Pasifik, dengan pengerdilan mempengaruhi separuh anak laki-laki dan perempuan.

Kedua, TL telah membuat langkah besar dalam mengamankan perdamaian dan stabilitas yang langgeng, namun kerawanan pangan dipandang sebagai salah satu tantangan yang dihadapi TL dalam perjalanannya untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan.

Ketiga, kebutuhan untuk mengatasi akar penyebab-akses terhadap kebutuhan dasar manusia seperti pangan dan sistem pangan berkelanjutan dalam menciptakan masyarakat yang stabil dan damai.

Konferensi perdamaian Fix the Food diselenggarakan bersama antara Nobel Peace Center di Oslo dan Program Pangan Dunia (WFP),  berlangsung pada jumat dari pukul 09:00-12:00 waktu Norwegia. Fix the Food adalah acara terakhir dalam seri Exploring the Nobel Peace Prize 2020.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor       : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!