iklan

POLITIK, KEADILAN, KEAMANAN

Presiden Lú Olo setuju F-FDTL ditempatkan di perbatasan

Presiden Lú Olo setuju F-FDTL ditempatkan di perbatasan

Panglima Angkatan Bersenjata Republik Timor-Leste (F-FDTL), Letnan Jendral, Lere Anan Timur. Foto TATOLI/Egas Cristovão

DILI, 22 september 2021 (TATOLI)—Panglima Angkatan Bersenjata Republik Timor-Leste (F-FDTL), Letnan Jendral, Lere Anan Timur,  mengatakan, Presiden Republik Francisco Guterres Lú Olo menyetujui penempatan militer di perbatasan.

Presiden Republik, Francisco Guterres Lú Olo menyetujui penempatan militer F-FDTL di perbatasan, berdasarkan undang-undang Pertahanan Nasional dari Konstitusi RDTL yang masih belum ada perubahan,” kata Lere kepada wartawan usai bertemu Presiden Lú Olo di Kantor Kepresidenan, Bairo-Pite, Dili, rabu ini.

Lere menegaskan, meskipun ada perbedaan pendapat, dari berbagai kalangan tentang rencana penempatan militer F-FDTL, namun mau atau tidak, militer F-FDTL tetap ditempatkan di perbatasan, karena ini merupakan keputusan pemerintah.

Dikatakan, hukum apa saja terlebih undang-undang Pertahanan Nasional, merupakan konsep strategis pertahanan nasional yang bersumber dari Konstitusi RDTL. Karena itu, konstitusi sudah mengatakan pertahanan nasional ada di tangan militer. Tidak diragukan militer F-FDTL harus ke perbatasan.  Kehadiran mereka bukan untuk menciptakan konflik.

“Saya percaya PNTL dan F-FDTL dapat menjamin keamanan di perbatasan. Mereka menjaga ketertiban dan keamanan di perbatasan. Karena, ada satu Komisi Terintegrasi untuk mengatur manajemen perbatasan,” katanya.

Lere mengatakan,  jika Indonesia menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di perbatasan, mengapa TL tidak bisa tempatkan militer F-FDTL di perbatasan. Karena itu, penempatan F-FDTL dan PNTL di perbatasan untuk saling melengkapi.

“Pemerintah sudah memutuskan untuk menempatkan aparat keamanan (PNTL-F-FDTL) di perbatasan. Namun, pemerintah harus menciptakan kondisi seperti infranstruktur dan transportasi. Kedua hal ini yang menjadi prioritas untuk melancarkan tugas operasional aparat keamanan di perbatasan,” kata Lere.

Lere menegaskan, para komandan yang memimpin harus bekerja keras dan menegakkan disiplin  agar tidak memberi kesempatan aktivitas ilegal bebas  terjadi di perbatasan.

“Saya sudah mengatakan siapa yang memfasilitasi  aktivitas ilegal orang masuk keluar di perbatan akan di proses dan harus dikeluarkan. Karena, dia tidak cocok dan tidak loyalitas dalam menjalankan tugasnya.” kata Lere.

Reporter  : Osória Marques

Editor : Cancio Ximenes (penerjemah : Armandina Moniz)

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!