KATHMANDU, 09 sepetember 2021 (TATOLI)— Organisasi Kesehatan Dunia (WHO – Akronim Ingris) mendesak negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan imunisasi rutin untuk mencegah berbagai penyakit, seiring dengan upaya vaksinasi Covid-19 secara cepat.
“Kerentanan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin telah meningkat dengan pandemi yang mengganggu layanan imunisasi. Jadi, pengawasan sangat penting untuk penyakit agar dicegah dengan vaksin. Meskipun upaya sedang dilakukan, masih banyak yang perlu dikerjakan, khususnya di tingkat sub-nasional dan untuk penduduk yang belum terjangkau dan terlayani,” kata Direktur Regional WHO SEARO (South East Asia Region/ Wilayah Asia Tenggara), Poonam Khetrapal Singh pada pertemuan Komite Regional ke-74 yang dilakukan secara online di Kathmandu, Nepal, rabu.
Melalui siaran pers yang dikeluarkan portal resmi WHO dijelaskan, mengingat kemajuan pesat yang dicapai hingga awal pandemi, Direktur Regional mengatakan, pada 2019 wilayah SEARO berada dalam posisi terbaik secara historis terkait pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dengan cakupan 91% tiga dosis vaksin DTP (DTP3). Sepuluh dari 11 negara telah mencapai cakupan DTP3 lebih dari 90%.
Meskipun layanan imunisasi rutin adalah salah satu layanan penting pertama yang mulai dipulihkan oleh negara selama pandemi, cakupan DTP3 di kawasan SEARO turun menjadi 85% pada tahun 2020. Jumlah anak yang tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian meningkat menjadi 4,9 juta dibandingkan 3 juta pada tahun 2019. Pengawasan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin juga terpengaruh.
Pandemi Covid-19 juga berdampak pada implementasi strategi eliminasi campak dan rubella yang menjadi prioritas utama di kawasan SEARO. Perkiraan cakupan dengan dosis pertama vaksin campak (MCV1) di wilayah menurun menjadi 88% pada tahun 2020 dibandingkan dengan 94% pada tahun 2019.
Demikian pula, cakupan dengan dosis kedua vaksin mengandung campak menurun menjadi 78% pada tahun 2020 dibandingkan dengan 83% pada tahun 2019. Pandemi Covid-19 juga mengakibatkan kesenjangan pengawasan di beberapa negara dan telah menunda pelaksanaan kampanye vaksinasi massal dan kegiatan terkait imunisasi lainnya.
“Ada kebutuhan mendesak untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh Covid-19. Jadi, untuk mendapatkan kembali momentum yang dicapai pada dekade sebelumnya, agar melindungi bayi, orang muda, dan orang dewasa dengan vaksin bisa menyelamatkan jiwa mereka,” kata Khetrapal Singh.
Pertemuan Komite Regional yang sedang berlangsung membahas Kerangka Strategis Rencana Aksi Vaksin Regional Asia Tenggara 2022−2030 yang berfokus pada peluncuran vaksinasi Covid-19 dan pemulihan sistem imunisasi dan pengawasan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dari dampak pandemi Covid-19.
“Kami perlu memastikan strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan imunisasi rutin tanpa mempengaruhi upaya untuk meningkatkan tingkat vaksinasi Covid-19,” jelas Direktur Regional.
Sumber daya manusia yang memadai untuk imunisasi rutin dan vaksinasi Covid-19 adalah upaya membangun kepercayaan masyarakat untuk mengakses layanan imunisasi. Untuk memiliki Prosedur Operasi Standar agar meningkatkan kegiatan imunisasi segera setelah periode penguncian berakhir, adalah beberapa langkah penting yang perlu dilakukan.
“Implementasi kerangka akan membutuhkan komitmen politik dan program tingkat tinggi dan kolaborasi mitra yang menjadi komitmen WHO,” ungkapnya.
Negara-negara di Kawasan melakukan upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memperluas cakupan vaksinasi Covid-19 dengan lebih dari 915 juta dosis yang diberikan di seluruh Kawasan SEARO. Ketersediaan lebih banyak dosis vaksin dalam beberapa minggu terakhir telah membantu meningkatkan cakupan.
Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi, wilayah ini telah mempertahankan statusnya sebagai pemberantasan polio dan eliminasi tetanus ibu dan bayi. Eliminasi campak telah dicapai dan dipertahankan di lima negara, sedangkan dua negara tersebut juga telah mencapai eliminasi rubella. Empat negara telah diverifikasi telah mencapai pengendalian hepatitis B melalui imunisasi.
Pertemuan Komite Regional adalah pertemuan badan tahunan WHO Wilayah Asia Tenggara. Diselenggarakan oleh Nepal, pertemuan itu diadakan secara virtual untuk tahun kedua berturut-turut mengingat pandemi Covid-19.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz