DILI, 09 september 2021 (TATOLI)– Institut Penelitian, Pengembangan, Pelatihan dan Promosi Bambu, IP (Bahasa Portugis-Instituto de Pesquisa, Desenvolvimento, Formação e Promoção do Bambú, IP) mengajukan proposal tambahan dalam rapat Komite Politik Peninjauan Anggaran (KROP), sebesar $500 ribu lebih pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022.
Direktur Eksekutif Institut Bambu, António dos Santos de Matos mengatakan, dana awal yang diberikan Kementerian Keuangan dalam KROP tahun 2022 sebesar $400 ribu lebih. Namun, untuk mengembangkan program Institut Bambu yang sudah berjalan dibutuhkan dana tambahan sebesar $500 ribu lebih.
“Dana awal Institut Bambu ada $400 ribu lebih. Kami sudah ajukan proposal tambahan $500 ribu lebih untuk memenuhi kebutuhan dan program Institut Bambu tahun depan,” kata Direktur António pada Tatoli usai rapat KROP di Kantor Kementerian Keuangan, Dili, kamis ini.
Dikatakan, Institut Bambu tidak ada proyek baru atau proses rehabilitasi. Untuk itu diharapakan pengajuan proposal bisa disetujui agar melanjutkan program promosi bambu yang selama ini sudah dilakukan.
“Prioritas kami tahun depan masih sama, yaitu bagaimana bambu ini bisa menjadi produk yang berkualitas. Pengajuan proposal agar meningkatkan program yang ada untuk bekerja sama dengan kelompok kerja seperti pembibitan bambu hingga pemotongan. Itu dilakukan agar mereka bisa menyetor bambu dan melanjutkan pekerjaan mereka,” katanya.
Disebutkan, sampai saat ini, Institut Bambu sudah bekerja sama dengan 14 kelompok kerja untuk mempromosikan bambu. Direncanakan pada 2022, akan menambah lagi dua kelompok kerja.
Dia mengatakan, proses pembibitan, Institut Bambu pun telah memiliki 26 kelompok pembibitan di sembilan kotamadya dan untuk tiga kotamadya lain, seperti Covalima, Bobonaro dan RAEOA masih dalam proses persiapan kontrak.
“Kami ada 26 kelompok pembibitan. Pada 2022 akan menjadi 37 kelompok. Dengan bertambahnya kelompok, maka semua pekerjaan bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz