iklan

HUKUM, POLITIK, LSM

Luncurkan laporan, FONGTIL nilai data program ‘Cesta Básica’ tidak akurat

Luncurkan laporan, FONGTIL nilai data program ‘Cesta Básica’ tidak akurat

Lembaga Swadaya Masyarakat FONGTIL meluncurkan laporan pemantauan untuk program ‘Cesta Básica’ yang dilakukan pada seluruh kotamadya di TL, termasuk RAEOA di Aula FONGTIL, Kaikoli, senin (16/08). Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 16 agustus 2021 (TATOLI)— Laporan pemantauan untuk program ‘Cesta Básica’ dari Lembaga Swadaya Masyarakat FONGTIL     menunjukkan program tersebut menimbulkan banyak masalah karena data tidak akurat. Akibatnya,   sebagian masyarakat tidak merasakan keuntungan dari program itu.

FONGTIL secara resmi meluncurkan laporan pemantauan untuk program ‘Cesta Básica’ yang  dilakukan pada seluruh kotamadya di TL, termasuk RAEOA.  FONGTIL mengumpulkan data dari  28 kampung  yang ada di  24 desa dan di  13 pos administratif.

Audit untuk pemantauan Program ‘Cesta Básica’ dilakukan  FONGTIL atas bantuan Uni Eropa (UE) dan Camões Cooperação Portuguesa.

Direktur FONGTIL, Daniel Santos do Carmo menjelaskan dalam laporan tersebut disebutkan, selama ini kementerian  pelaksana seperti MCAE, MTCI, SECOOP, MAP dan lainnya tidak melakukan koordinasi dengan baik mengenai data populasi di TL.

“Seharusnya kementerian pelaksana harus berkoordinasi dengan Kementerian Admnistrasi Negara (MAE) untuk mendapatkan data  akurat, sebaliknya mereka hanya menggunakan data dari program $200 yang ada sebelumnya. Akibatnya,   banyak  masyarakat belum  menerima  ‘Cesta Básica’,” jelas Daniel pada wartawan di Dili, senin ini.

Dikatakan,  masalah lain yang disebutkan dalam laporan tersebut bahwa, harga bahan-bahan produk untuk ‘Cesta Básica’ lebih mahal dari harga pasaran. Patokan harga tersebut menguntungkan perusahaan dan kualitas produk rendah dan kalau dinilai dengan uang tidak mencapai $50.00 untuk setiap orang.

Ia menambahkan, seharusnya para pelaksana  melakukan sosialisasi terlebih dahulu seperti penetapan harga ‘Cesta Básica’ harus sampai $50 atau mendekati angka tersebut. Selain itu, persiapan  data populasi agar  pekerjaan   diselesaikan tepat waktu.

“Dari data yang kami ambil dari salah satu supermarket menunjukkan  produk seperti pepsodent yang harganya  $0.50, namun perusahaan naikan menjadi   $0.75. Ini membuat perusahaan untung,” katanya.

Sementara itu, Wakil Komisaris Komisi Anti Korupsi (KAK), Luis Sampaio juga menyebutkan selama ini KAK mengindentifikasi banyak masalah dalam program tersebut seperti kualitas, transparansi, harga produk. KAK pun telah membatalkan kontrak untuk empat  perusahaan di tiga kotamadya yang dinilai bertindak curang.

“Untuk ‘Cesta Básica’ kami berhasil selamatkan uang  $66.000 dari beberapa perusahaan yang tidak mengikuti kontrak, yaitu di Lospalos (satu), Dili (dua) dan Liquiça (satu). Untuk masalah kecil lainnya bisa diatasi segera, namun untuk empat perusahaan itu kami hentikan kontraknya,” tegas Luis.

Ia pun memintah agar selanjutnya dalam programa apapun harus melibatkan kerjasama KAK dan instituisi bersangkutan  agar bisa memiliki persiapan yang lebih baik demi mencegah terjadinya kecurangan dalam proses impelmentasi.

Koordinator Program ‘Cesta Básica’,  Fernando de Araújo menyampaikan terima kasih atas masukan dan bantuan dari organisasi masyarakat yang ikut memberikan penilaian pada program yang diluncurkan  pemerintah.

“Kami menyadari bahwa terdapat  banyak masalah dalam  program ‘Cesta Básica’ ini. Karena itu,  dibutuhkan audit  agar program yang  diimplementasikan memberikan keuntungan bagi masyarakat kita,” ujarnya.

Prgram ‘Cesta Básica’ diluncurkan pada November 2020 dan berakhir pada agustus 2021. Program tersebut memberi  keuntungan pada 1,454,246 orang di TL.  Selain itu, terdapat 25.000 orang masih menunggu untuk menerima ‘Cesta Básica’.

 Reporter : Cidalia Fátima

Editor: Armandina Moniz

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!