DILI, 29 juli 2021 (TATOLI) –Pandemi global Covid-19 menyebabkan 563 dari 1.376 pasien penyakit HIV/AIDS berhenti melakukan pengobatan rutin karena transportasi publik tidak beroperasi dan pasien jauh dari pusat Antiretroviral Therapy atau Terapi Antiretroviral (ART).
Demikian diutarakan, Sekretaris Eksekutif Komisi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS Timor-Leste, Atánasio de Jesus kepada Tatoli, usai peringatan Hari Hepatitis Dunia di Hotel Novo Turismo, Dili, rabu.
Dikatakan, sejak 2003 hingga Maret 2021, sebanyak 1.374 pasien terdaftar di pusat ART. Dari total tersebut, 656 sedang mengikuti pengobatan dan 563 pasien tidak melakukan pengobatan karena Covid-19. Korban meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS sebanyak 155 orang.
Dia menjelaskan, kendala yang dihadapi pasien adalah transportasi dan tempat tinggal yang jauh dari tempat pengambilan obat. Misalnya, mereka yang berada di Lospalos dan Viqueque harus mengambil obat di Baucau. Masalah lain, pasien tidak peduli dengan penyakit yang dideritanya.
Ia menambahkan, sampai saat ini pusat ART di tingkat kotamadya hanya berada di rumah sakit rujukan yang ada di TL, seperti Baucau, Maliana, Covalima dan Oeucsse. Sedangkan di Dili, ada 3 pusat ART yakni Rumah Sakit Nasional Guido Valadares, Klinik Bairo-Pite dan Maluk Timor.
Atánasio mengatakan, pihaknya juga telah membicarakan rencana untuk melakukan ekspansi pada pusat ART, namun semua keputusan harus dari Kementrian Kesehatan.
Ia menambahkan, aktivitas sosialisasi masih tetap berjalan, walaupun dibatasi untuk beberapa kotamadya yang masih dalam kondisi kurungan wajib atau pembatasan beraktivitas. Kendati begitu, pihaknya melakukan seminar tentang penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS di Liquisa. Peserta yang hadir dalam seminar tersebut berasal dari 12 desa dan aparat pemerintah setempat.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz